Senin, 01 April 2013

fungsi bermain bagi anak-anak


PERMAINAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK MASA KANAK-KANAK



A.PENDAHULUAN
            Dunia anak kecil merupakan dunia bermain, dimana permainan dapat di butuhkan untuk membentuk karakter, bersosialisasi ataupun membentuk kepribadian anak kecil. Dalam makalah ini, saya akan mencoba menjelaskan tentang perkembangan pada fase anak kecil dan permainan / kegiatan fisik yang dapat melatih kemampuan fisik dan motorik anak.
B.PEMBAHASAN
PENJELASAN DAN PEMBAGIAN PERKEMBANGAN
1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
2. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
3. Perkembangan Kognitif
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur – angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar.
Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak  usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek – objek  peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi – operasi, yaitu :
a). Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan –          hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau keadaan yang lain.
b). Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat       dalam suatu keadaan.
c). Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda yang ada.
Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkanya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
a. Perkembangan Memori
Selama periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori jangka panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan – keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha menggunakan strategi memori (memory strategy), yaitu merupakan perilaku disengaja yang digunakan untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam strategi memori yang penting, yaitu :
  1. Rehearsal (Pengulangan) : Suatu strategi meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali-kali informasi yang telah disampaikan.
  2. Organization (Organisasi) : Pengelompokan dan pengkategorian sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti, anak SD sering mengingat nama-nama teman sekelasnya menurut susunan dimana mereka duduk dalam satu kelas.
  3. Imagery (Perbandingan) : Membandingkan sesuatu dengan tipe dari karakteristik pembayangan dari seseorang.
  4. Retrieval (Pemunculan Kembali) : Proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat penyimpanan. Ketika suatu isyarat yang mungkin dapat membantu memunculkan kembali sebuah meori, mereka akan menggunakannya secara spontan.
Selain strategi-strategi memori diatas, terdapat hal lain yang mempengaruhi memori anak, seperti tingkat usia, sifat anak (termasuk sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan yang diperoleh anak sebelumnya.
b. Perkembangan Pemikiran Kritis
Perkembangan Pemikiran Kritis yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber serta mampu befikir secara reflektif dan evaluatif.
c. Perkembangan Kreativitas
Dalam tahap ini, anak-anak mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
d. Perkembangan Bahasa
Selama masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kalimat bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara berfikir tentang kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat.
4. Perkembangan Psikosial
Pada tahap ini, anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau perbuatan  yang dapat membuahkan hasil, sehingga dunia psikosial anak menjadi semakin kompleks. Anak sudah siap untuk meninggalkan rumah dan orang tuanya dalam waktu terbatas, yaitu pada saat anak berada di sekolah. Melalui proses pendidikan ini, anak belajar untuk bersaing (kompetitif), kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, setia kawan dan belajar peraturan – peraturan yang berlaku. Dalam hal ini proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan teman sebaya. Identifikasi bukan lagi terhadap orang tua, melainkan terhadap guru. Selain itu, anak tidak lagi bersifat egosentris, ia telah mempunyai jiwa kompetitif sehingga dapat memilah apa yang baik bagi dirinya, mampu memecahkan masalahnya sendiri dan mulai melakukan identifikasi terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya.
a. Perkembangan Pemahaman Diri
Pada tahap ini, pemahaman diri atau konsep diri anak mengalami perubahan yang sangat pesat. Ia lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal daripada melalui karakteristik eksternal.
c. Perkembangan Hubungan dengan Keluarga
Dalam hal ini, orang tua merasakan pengontrolan dirinya terhadap tingkah laku anak mereka berkurang dari waktu ke waktu dibandingkan dengan periode sebelumnya, karena rata-rata anak menghabiskan waktunya di sekolah. Interaksi guru dan teman sebaya di sekolah memberikan suatu peluang yang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan ketrampilan sosial.
d. Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya
Berinteraksi dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak menyita waktu. Umumnya mereka meluangkan waktu lebih dari 40% untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan terkadang terdapat duatu grup/kelompok. Anak tidak lagi puas bermain sendirian dirumah. Hal ini karena anak mempunyai kenginan kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.
BENTUK PERMAINAN FISIK MOTORIK PADA ANAK
Masa lima tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala kemampuan anak sedang berkembang dengan pesat. Salah satu kemampuan yang sedang pesat berkembang adalah kemampuan motorik. Proses tumbuh kembang kemampuan motorik anak berhubungan dengan kemampuan gerak anak yang dapat terlihat jelas dengan berbagai gerakan dan ragam permainan yang dapat dilakukan anak.

            Berikut ini,macam-macam ragam permainan yang dapat melatih kemampuan fisik serta motorik pada anak :

1. Menjala Ikan
 Bertujuan meningkatkan kemampuan ketrampilan gerak anak, juga menyalurkan hasrat bergerak dan menciptakan suasana gembira pada anak-anak. Pelaksanaannya: 2-3 anak di suruh bergandengan tangan dan berperan sebagai jala ikan. Sedangkan anak-anak lainnya berperan sebagai ikan. Mereka yang berperan sebagai ikan bebas berlarian di lapangan ataupun dalam ruangan. Bila ada tanda (peluit atau hitungan atau tepukan tangan) dari guru anak-anak yang berperan sebagai jala harus berusaha menangkap ikan (anak-anak yang berlarian dalam ruangan/lapangan) sebanyak-banyaknya dengan cara mengurungnya dalam lingkaran tangan. Usahakan jala jangan tercerai berai. Sedangkan anak yang berperan sebagai ikan berusaha lari menghindar jangan sampai tertangkap. Anak-anak yang telah tertangkap ikut bergabung sebagai jala, sehingga semakin lama jala semakin lebar. Sedangkan ikan yang harus ditangkap semakin sedikit. Permainan berakhir jika sudah tidak ada ikan yang perlu di tangkap lagi.
Permainan ini dapat dimodifikasi dengan memasang beberapa kelompok anak (2-3 pasang) sebagai jala. Lalu kelompok jala ini saling bersaing untuk menangkap ikan sebanyak-banyaknya.

2. Mencari pasangan
 Bertujuan meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung.
Pelaksanaannya: ajaklah anak-anak membentuk lingkaran. Setelah dilakukan pemanasan, ajaklah anak berkeliling dalam lingkaran dengan menyanyikan lagu Pak Pung Pak Mustape sambil bertepuk tangan. (Syair: Pak Pung Pak Mustape, tapene enak dewe, ayo konco rame-rame golek bolo dewe-dewe). Pada akhir lagu guru memberi tanda bisa dengan tangan atau kartu angka. Misalnya angka 3. Maka tiap-tiap anak harus berusaha mencari teman sebanyak tiga anak. Bagi yang tidak mendapatkan teman, anak bisa di beri hukuman dengan misalnya di suruh menyanyi.

3. Elang dan Anak Ayam
Tujuan: melatih kemampuan anak untuk mengejar dan menghindar.
Pelaksanaannya: bagi anak menjadi beberapa kelompok. Paling banyak anggotanya berjumlah sepuluh tiap kelompok. Dalam satu kelompok pilih satu untuk berperan sebagai elang, sedangkan yang lin berperan sebagai ayam. Bariskan anak-anak yang berperan sebagai ayam. Tiap anak berpegangan pada pundak teman didepannya. Anak yang paling depan berperan sebagai induk ayam dan bertugas melindungi anak ayam dari kejaran burung elang dengan cara merentangkan kedua tangan. Burung elang bebas menangkap anak ayam yang paling belakang. Anak ayam yang tertangkap harus keluar dari barisan. Usahakan barisan anak ayam jangan sampai terputus. Permainan berakhir jika sudah tidak ada anak ayam yang tersisa. Setelah itu bisa diganti dengan kelompok berikutnya.

4. Kucing dan Tikus

Tujuan: melatih kemampuan anak mengejar dan menghindar.
Pelaksanaannya: ajak anak-anak membentuk lingkaran dengan bergandengan tangan. Pilih dua orang anak yang akan berperan sebagai tikus dan salah satunya sebagai kucing. Tikus ini mulanya berada dalam lingkaran, sedangkan sang kucing berada di luar lingkaran. Pada saat aba-aba di mulai kucing berupaya menangkap tikus dengan cara memasuki lingkaran. Tikus berusaha menghindar. Namun yang berperan sebagai lingkaran hendaknya berusaha menutup jalan agar kucing tidak bisa masuk dalam lingkaran. Sebaliknya membebaskan sang tikus untuk keluar masuk lingkaran. Cara lingkaran menutup jalan kucing adalah dengan berjongkok jika kucing berusaha melewati bawah gandengan tangan, dan berdiri jika kucing berusaha melompati gandengan tangan. Permainan berakhir jika tikus sudah tertangkap.

5. Tepuk bersama
Tujuan: melatih koordinasi tangan dan kekompakan.
Pelaksanaannya: anak-anak membentuk dua barisan yang saling berhadapan. Kemudian ajak mereka bertepuk tangan dan saling bertukar tepuk dengan anak dihadapannya. Cara tepuk, mula-mula anak bertepuk sendiri satu kali kemudian tepukkan tangan kanan ke tangan kanan teman yang ada didepannya, lanjutkan dengan tangan kiri, tangan memegang bahu, bertepuk tangan sendiri, arahkan tangan kanan ke tangan kanan teman didepan, ganti tangan kiri dan seterusnya. Tepuk bisa dibuat lebih bervariasi. Anak-anak senang melakukan tepuk ini.

6. Permainan Hitam-Hijau
Tujuan: melatih kecepatan lari dan bereaksi
Siapkan lapangan segiempat. garis batas bisa dibuat dengan kapur atau tali. Bagi lapangan menjadi dua. Lalu pada masing-masing bagian siapkan garis bebas dekat sisi terluar lapangan.
Pelaksanaan permainan: bagi anak menjadi dua regu. Regu hitam dan regu hijau. Bariskan kedua regu di tengah lapangan. Masing-masing anak berhadapan satu sama lain. Tugas setiap regu adalah memperhatikan/mendengarkan nama baris yang disebutkan guru. Bila guru menyebut, Hiii…jau, berarti Hijau harus segera berlari meninggalkan tempatnya menuju garis bebas. Sedangkan baris hitam berusaha menangkap pasangan dari baris hijau sebelum melewati garis bebas. Dan begitu pula sebaliknya untuk baris hitam. Pemenangnya adalah regu yang anggotanya paling sedikit tertangkap.

7. Permainan Lintang Ngaleh (Bintang Berpindah)

Tujuan: Melatih kecepatan lari dan bereaksi.
Bagi anak dalam kelompok-kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari 2 atau 3 anak. Namun dalam pembagian kelompok harus menyisakan dua anak yang berperan sebagai bintang berpindah dan bintang pengejar. Tiap-tiap kelompok berbaris dua-dua atau tiga kebelakang. Saat peluit permainan dimulai, anak yang berperan sebagai bintang berpindah di kejar oleh bintang pengejar. Untuk menhindari kejaran kemudian bintang berpindah hinggap pada salah satu kelompok bintang. Dan kelompok bintang yang dihinggapi salah satu anggotanya harus berlari untuk untuk menghindari tangkapan dari bintang pengejar. Bila bintang berpindah tertangkap dia harus berganti peran menjadi bintang pengejar.

C.KESIMPULAN            
            Dalam masa kanak-kanak dapat diajarkan beragam jenis permainan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan fisik, motorik, kognitif, dan psikososial.Jadi, di masa kanak-kanak ini bermain merupakan salah satu faktor utama untuk menunjang tercapainya perkembangan tersebut, di samping adanya kontrol dan bimbingan dari orang tua .
            Di sini,orang tua di tuntut selektif memilih permainan apa yang tepat dan boleh di lakukan anaknya.